Sabtu, 30 Agustus 2008

Panorama Danau Ranau



Panorama Danau Ranau 

MUARADUA
(SINDO) - Apabila anda berwawasan luas, pasti pernah mendengar cerita sebuah danau yang terkenal yang terletak di perbatasan antara propinsi Sumsel dan Lampung. Namanya Danau Ranau. Di danau ini kita bisa menangkap ikan dengan cara menombaknya. Ikan di sini memang beraneka macam, ada ikan khas Sumatera, ikan Sema' sampai dengan ikan ternakan yaitu ikan Nila. Malah jenis ikan Sema' ini pernah terpancing dengan berat mencapai 25 kg. 

Indahnya danau ranau ini ditambah dengan alur danau yang dikelilinggi sebuah gunung yang menjulang namanya gunung Seminung. Tingginya tidak sampai 2000 meter dari garis pantai. Tapi jangan kaget apabila anda menemukan bunga edelweis khas Sumatera di puncaknya. Datanglah sekitar bulan Juli-Agustus dan buktikan saja.
Cara mencapai puncak Seminung, sangat mudah. Dari Jakarta anda cari bus jurusan Muaradua di terminal Kali Deres atau Terminal Kampung Rambutan. Dan turun di Kota Muaradua, kemudian anda naik mobil jurusan ranau atau anda naik bus jurusan Liwa dan turun di Simpang Sender Kecamatan Ranau Tengah. Dari Simpang Sender hanya 25 menit menuju Kota Batu, yang dulunya namanya Kuta (pagar) Batu. Kemudian, naik perahu motor dari pinggir Danau Ranau ke arah Sumber Air Panas di kaki Seminung. 

Di lokasi wisata ini anda dapat istirahat, sambil merasakan mandi air panas yang memang panas. Atau boleh juga sambil menunggu pagi hari, anda dapat memancing ikan dari atas perahu kecil milik penduduk setempat.

Dari Air Panas, anda mengambil arah kearah kanan menyusuri tepian danau. Setelah itu ambil jalan setapak langsung menuju puncak. Di perjalanan akan ditemui para petani kopi yang membawa hasil panen atau petani yang sekedar menjaga kebunnya. Di Gunung ini sebagian sudah ditanami kopi sejak zaman dulu, pohonnya yang berumur lebih dari dua puluh tahun bisa ditemui di sini. Harga sekapling kebun kopi, cuma 5 juta termasuk pondokan tempat untuk mengawasi.

Siamang, Cecah, Babi, Macan Kumbang, Rusa dan Beruang serta berbagai jenis burung dapat dijumpai disini, itupun bila anda beruntung, karena umumnya cuma suaranya yang terdengar. Bagi para penduduk asli yang sudah terbiasa waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak cuma 2 jam. Anda boleh tanya pada kuncen gunung ini namanya H. Sofjan, beliau walaupun sudah berumur lebih dari 70 tahun masih kuat mengurus kebunnya yang berada cukup jauh mendaki dari tepian danau Ranau. Jalur ke puncak kini sedikit tertutup karena sudah jarang didaki, jadi anda harus ekstra hati-hati setiap langkah yang anda buat. 

Kondisi puncaknya sangat estetis, pohon-pohon besar yang kering menghitam bekas terbakar dua tahun sebelumnya, menciptakan suasana mencekam tapi sangat indah. Puncak Seminung ditandai dengan sebuah gubuk kecil beratapkan seng, dan anda bisa beristirahat di sana sebelum kembali turun yang memakan waktu 1,5 jam sampai pondok kebun kopi terdekat. (ashariansyah)


1 komentar:

syahirman mengatakan...

amon cåkak gunungna kung paqnah nyak bik..