Sabtu, 30 Agustus 2008

OKU Selatan dalam photo

Kapolres OKU Selatan AKBP Mukhlis S.Ik melakukan rapat koordinasi bersama perangkat pemerintah OKU Selatan serta tokoh masyarakat dalam menciptakan Kabupaten OKU Selatan aman, tertib serta sejahtera.


Pemkab OKU Selatan menghadirkan berberapa sektor unggulan di bidang pertanian pada festival sriwijaya di Palembang.

Gubernur Sumsel Syahrial Oesman di dampingi Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I melakukan kunjungan kerja ke Desa Jagaraga kecamatan Buana Pemaca Kabupaten OKU Selatan.


Wakil Bupati OKU Selatan, Drs H Wancik Rasyid M.Si menyerahkan tropy kepada kapilah-kapilah terbaik pada MTQ ke III di Masjid Besar Al Falah Muaradua.

Panen Raya Cabe


Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I adan Ketua DPRD OKU Selatan H Wahab Nawawi melakukan panen raya cabe di Desa Gunung Raya kecamatan Warkuk Ranau Selatan


Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I memberikan bantuan kepada petani di Desa Gunung Raya Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Kabupaten OKU Selatan. Dimana, desa Gunung Raya di jadikan sebagai sentra sayur mayur di OKU Selatan.

Sidang Paripurna DPRD OKU Selatan



Tampak anggota DPRD OKU Selatan melakukan sidang paripurna dengan agenda pembahasan APBD OKU Selatan yang di pimpin langsung ketua DPRD OKU Selatan H Wahab Nawawi yang di hadiri Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I dan Wakil Bupati OKU Selatan H Wancik Rasyid.


Ketua DPRD OKU Selatan H Wahab Nawawi di dampingi Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I melakukan penandatangan Nota kesepakatan APBD OKU Selatan.

Kampaye SOHE Di OKU Selatan

Warga OKU Selatan Tetap Pilih SOHE

MUARADUA
(SINDO) - MENJELANG Pemilukada Sumsel 2008-2013, berbagai cara dilakukan calon untuk mendapatkan dukungan, termasuk rayuan. Namun, masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan tidak akan pernah goyah dengan berbagai jenis rayuan tersebut, termasuk rayuan berupa slogan gratis atau lainnya.
Hal ini dikatakan Wakil Bupati OKUS, H. Wancik Rasyd, Msi, saat bertemu dengan calon wakil gubernur Sumsel Helmy Yahya, belum lama ini di Muaradua, OKU Selatan. “Orang banyak janji dan rayuan itu, biasanya banyak hal yang perlu diragukan. Makanya kita tidak akan termakan dengan janji-janji,” kata Wancik. 
“Adinda Helmy ini calon pemimpin Sumsel yang termuda dan terkaya di Sumsel, juga cerdas. Jadi rugi besar kita jika tidak memilih SOHE. Boleh saya ibaratkan SOHE itu, pemimpin cerdas dan bergaul pulo,”katanya.
Dia menambahkan, SOHE bukan sosok pemimpin yang mengejar kekuasaan. Tetapi, SOHE memiliki keinginan besar untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat di Bumi Sriwijaya.
“Yakinlah, SO bukan tipe pemimpin yang senang memberikan janji. Beliau sudah buktikan nama Provinsi Sumsel cukup harum sampai ke tingkat nasional dan regional. Untuk Pak Helmy ini akan saya berikan nilai angka 8. Jarang sekali kita temukan orang berhasil yang mau pulang ke dusun seperti Pak Helmy ini. Kalau Beliau ingin hidup enak mungkin lebih baik Pak Helmy di Jakarta,”ujarnya, di hadapan ribuan pendukung SOHE, yang terdiri dari tokoh masyarakat, tim pemenangan SOHE, para sesepuh, dan kaum remaja. 
“Alhamdullilah, dari hasil survey terakhir SOHE sudah leading. Terimakasih Pak Wancik dan semuanya, atas dukungan yang diberikan untuk SOHE. Percayalah saudaraku sekalian, hanya satu tujuan kami yaitu mensejahterakan rakyat Sumsel. Itu saja. Untuk apa kita memilih yang belum pasti, lebih baik pilih yang cengki-cengki bae atau yang pasti saja. Setuju?” kata Helmy disambut tepuk tangan yang meriah dari para hadirin.







Taat Hukum

Muhtadin Minta Warga OKU Selatan Taat Hukum  

MUARADUA
(SINDO) - Konflik antara warga dengan aparat kepolisian masih saja terdengar di wilayah bumi Serasan Seandanan ini. Bahkan, pemicunya cenderung dilatarbelakangi masalah pelanggaran lalu lintas. Sayangnya, persoalan tersebut kadang diselesaikan dengan rasa emosi sehingga makin menyulut persoalan menjadi besar.

Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera'I pun menyampaikan rasa keprihatinnya terhadap benyak kejadian bentrok aparat dengan warga. Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat dapat menahan diri dan patuh terhadap hukum. "Kepada masyarakat kalau ditegur polisi jangan melawan. Kita salah makanya kita ditegur. Itu semua demi keamanan kita semua," ungkap Muhtadin.

Muhtadin meminta kepada masyarakat dalam berkendaraan menyiapkan surat kelengkapan bermotor. Dalam berkendaraan pun tetap mematuhi peraturan yang berlaku. Dan bagi pihak kepolisian, agar tidak mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM)dengan mudah tetapi harus benar diuji coba bagi pengendara tersebut. “Kepada masyarakat agar taat hukum, dan juga jangan mudah mengeluarkan SIM segampang menariknya. Harus diuji dulu,” kata Muhtadin. (ashariansyah)

OKU Selatan akan Bangun Lima PLTMH

MUARADUA (SINDO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Selatan cukup serius menangani daerah-daerah terisolasi. Kesungguhan itu terlihat dari rancangan pembangunan jangka pendek (RPJP).Salah satunya pembangunan lima Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di lima kecamatan di OKU Selatan. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kab OKU Selatan Zainal Arifin mengungkapkan, pembangunan lima PLTMH tersebut akan dilaksanakan pada 2008 mendatang. 

“Kita sudah lakukan Detail Engineering Design (DED). Ternyata, cocok ditempatkan di lima kecamatan tersebut,” terang Zainal di Muaradua, kemarin. PLTMH merupakan pembangkit listrik berbasis tenaga air. Keunggulan pembangkit listrik ini tidak memerlukan debit air yang tinggi, berbeda dengan PLTA.

Sementara itu, desa-desa yang diprioritaskan untuk pembangunan PLTMH adalah daerah yang jauh dari jangkauan instalasi listrik. Namun, di sisi lain jumlah penduduknya cukup padat. Rencananya, PLTMH akan dibangun di Desa Perean Kec Muaradua, Desa Rantau Nipis Kec Banding Agung, Desa Kepayang Kec Mekakau Ilir, Desa Gunung Megang Kec Runjung Agung dan Desa Gunung Gare Kec Muaradua Kisam.

Lebih lanjut Zainal mengungkapkan, untuk pembangunan lima PLTMH ini, Pemkab OKU Selatan menganggarkan dana Rp1,25 miliar. Namun, pengalokasian dana untuk kelima PLTMH tersebut tidak sama, disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Sebab, kemampuan PLTMH sendiri bisa mencapai 10 sampai 40 KWH atau 400 KK.

Terpisah, Camat Muaradua Zainal Bahri menyambut positif rencana pembangunan PLTMH di wilayahnya karena warga di sejumlah desa telah lama menantikan aliran listrik. Selain itu, wilayah tersebut memang jarang tersentuh pembangunan sehingga terkesan terisolasi. Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD OKU Selatan Meriyadi mendukung usulan Dinas Pertambangan dan Energi Kab OKU Selatan untuk membangun PLTMH di OKU Selatan. (ashariansyah)



Wawancara OKU Selatan


Biodata Drs H Wancik Rasyid Msi

Nama : Drs H Wancik Rasyid Msi
Jabatan : Wakil bupati OKUS Periode 2005 – 2010
Anak : 4 orang

Riwayat Jabatan :
1. Sekretaris Ikatan Pemuda Pelajar Nahdatul Ulama 1964 – 1967
2. PMII Komisariat Unsri 1967 – 1971
3. Kepala Kantor KPMD Kecamatan kabupaten OKU 1974 – 1986
4. Sekcam Buai Madang 1988 - 1989
5. Kepala Bagian Protokol Pemkab OKU 1989 - 1993
6. Camat Banding Agung 1993 - 1999
7. Camat Buai Madang 1999 - 2001
8. Kabid Pemerintahan Pemkab OKU 2001 - 2002
9. Kabag Tata Pemerintahan OKU 2002 - 2005
10. Asisten Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Pemkab OKU 2005
11. Wakil Bupati OKU Selatan 2005 – 2010

Riwayat Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PGSLP 1969
5. APDN 1974
6. Strata 1 Administrasi Pemerintahan Unsri
7. Strata 2 Administrasi Publik Universitas Sjakiakirti Palembang 2008


“Bertekad Kabupaten OKU Selatan Sejajar Dengan Kabupaten Lain”

Mewujudkan kabupaten pemekaran untuk sejajar degan kabupaten lain tidaklah gampang, apalagi, bila dilihat dari biografis wilayah yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan serta jurang. Namun, sejak Kabupaten OKU Selatan dipimpin H Muhtadin Sera’I dan Drs H Wancik Rasyid M.Si selaku Bupati dan Wakil Bupati yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2005 lalu. 

Kabupaten yang dimekarkan dari kabupaten OKU Induk pada tahun 2004 lalu dari kabupaten OKU Induk. Secara bertahab mulai menujukkan pembangunan mulai dari insfrastruktur sara dan praserana perkantoran hingga insfrastruktur jalan yang secara kesemuanya sudah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. 

Berikuti wawancara SINDO dengan Wakil Bupati OKU Selatan, Drs H Wancik Rasyid M.Si, terhadap konsef pembangunan dalam mewujudkan Kabupaten OKU Selatan dapat sejajar dengan kabupaten lain.


Setelah tiga tahun berjalan memimpin kabupaten OKU Selatan, apa evaluasi yang dilakukan terhadap program telah berjalan dan mungkin akan dibuat kedepanya. Karena kita tahu OKUS merupakan kabupaten baru pemekaran dari OKU Induk? 

Sejak awal, kami terus dan sudah berusaha untuk mewujudkan visi dan misi pada saat calon dan setelah dilantik. Diantaranya, berusaha untuk wujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat OKUS. Terutama dalam bidang – bidang dari pada pembangunan itu sendiri, seperti Pemerintahan dengan melengakapi sarana dan prasarana perkantoran.

Untuk 2006 kemarin, kami sudah mencoba membagun seluruh sarana dan prasarna kerja, seperti rumah dinas, dan sebagainya dengan menggunakan sistem pendaan multi years. Seperti kantor Bupati yang alhamdulilah sudah dapat ditempati, walaupun belum selesai 100 persen.
 
Selain itu, sektor perkebunan juga menjadi perhatian seperti pembagian bibit karet dan kakau dengan masyarakat yang berkebun dengan pola gratis. Disamping itu, sektor pendidikan kita bangun beberapa SMA seperti di Kuta Batu dan Sungai Are, ini yang kita bangun.

OKUS Merupakan kabupaten baru dan tertinggal. Jadi dalam bidang peningkatan SDA dan SDM, konsep apa yang diterapkan?

Pertama SDM dahulu, dalam setiap kesempatan kita tingkatkan mutu pegawai pelaksana dalam struktur Pemkab. Pada tahun 2007 lalu, kita mencoba mendidik kepala sekolah menjadi S1. Kemudian dalam kesempatan lain mengirim pejabat untuk mengikuti pendidikan tersendiri. Selain itu pelatihan dan pendidikan lainya terus dilakukan, termasuk mengirim lulusan SMA terbaik ke STPD.
 
Kemudian untuk metingkatkan pelayanan, Pemkab OKUS terus melakukan evaluasi. Karena pada saat baru terbentu, OKUS baru memiliki 10 wilayah kecamatan dan 178 desa. Setelah berjalan sejak 2005 dan evaluasi pada pertengahan 2006, kita lihat pemasukan PBB hanya tercapai 41 persen. Kita berpendapat perlu mendekatkan pelayanan untuk menjangkau masyarakat. 

Pada akhir 2007 dilakukan pemekaran wilayah dari 10 menjadi 19 kecamatan dan dari 178 sekarang menjadi 252 desa. Sehingga kita dekatkan pelayanan kepada masyarakat, setelah dievaluasi kemudian PBB tercapai 103 persen dan kita dapat rewad dari pusat walaupun hingga sekarang belum dapat.

Untuk Pemberdayaan SDA?

Pemkab OKUS bersama dengan pihak terkait terus melakukan sosialisasi dengan beberapa investor mengelola SDA demi kesejahteaan masyarakat. Tetapi sampai saat ini belum dapat terealisasi, padahal Batubara dan kuarsa dalam jumlah deposit yagn cukup besar. Kendalan bukan deposit, kalau deposit batubara OKUS memiliki Batubara pada kedalaman dua meter dan ketebalan 12 meter dengan areal 12 kilometer persegi. 

Kendala utama terletak pada infrasruktur pendukung untuk exploitasi itu. Satu – satunya sarana yakni jalan dengan tonase 8 ton. Sementara, menurut perhitungan pihak investor, dalam sekali angkut minimal 40 ton. Sedangkan kondisi jalan hanya mampu 8 ton. Untuk buat jalan alternatif tidak mungkin karena geografis kiri kanan jurang, itu kendalan kita dalam sektor SDA.

Untuk mengantisipasi hambatan itu?
Tentunya tidak berhenti, terus berupaya cari investor yang mengerti dengan kondisi daerah, yang sanggup dengan tonase jala yang ada. 

Selain bidang pertambang, Pertanian sendiri bagaimana?
Sektor Pertanian dengan memperbanyak irigasi semi teknis atau irigasi pedesaan. Masalahnya kalau untuk memperluas lahan atau extensifikasi, sudah sulit karena kondisi alam, kita sudah sulit. Langka yang diambil dengan meningkatkan musim tanam, kalau sebelumnya irigasi tadah hujan dengan pertahun satu kali panen kita upaya untuk panen dua kali setahun. Ini upaya tersebut dilakukan baik melalui bantuan gubernur mapun APBD OKUS sendiri.

OKUS merupakan salah satu daerah sentra pertanian sayur – mayur, bagaiman program kita?

Kita hanya punya wilayah atau daerah tertentu yang dapat dijadikan sentra. Salah satunya Gunung Raya, Banding Agung, Muaradua Kisam serta Pulau Bungin. Tetapi masih dikelolah dalam cara tradisional, belum dalam bentuk partai besar. Kita terus berupaya menigkatkan permodalan petani.

Bagaimana dengan Pariwisata, bukankah OKUS memiliki Danau Ranau?
Sudah berupaya melalui APBD, tahun 2007 lalu mencoba membuka jalur lintas selatan. Selama ini hanya lintas utara Pusri - Banding Agung yang memang mengikuti bibir danau. Sekarang kita buka jalan sepanjang 11 kilometer, antara Kota Batu dengan Niarong Batas Lampung. Kalau lampung sudah aspal, tetapi kita sekarang baru membuka badan jalan. Karena terbatasnya dana.

Dilihat pembangunan setahap demi setahap terus berjalan, dimasa jabata dua tahun mendatang hal yag palig krusial yang harus dilakukan untuk tingkatkan SDA dan SDM?

Disamping apa yang sudah dilaksanakan pada tiga tahun ini, kita sudah buka keterisolir wilayah. Jadi wilayah yang terisolir kita bangun setahap demi setahap dan pembayaranya empat tahun kedepan.

Sekarang selain penyelesaian proyek yang belum telah berjalan, kita kerjasama dengan investor untuk gunakan sisa lahan yang masih ada. Sebenarnya sisa lahan masih ada, seperti eks tanah marga masih tetapi kita masih selektif. Karena OKUS memiliki hutan lidung dan suaka alam yang tidak dapat disentuh. Sudah diupayakan konversi dengan dengan Dephut tetapi prosesnya masih panjang.

Dengan sisa jabatan yang dimiliki, apa Keinginan atau target yang akan dilakukan kedepan?
 
Sangat menambakan OKUS sejajar dengan kabupaten lain, dengan catatan tidak meniggalkan spesifikasi daeahnya. Sebab OKUS punya adat istiadat, tradisi dan paguyuban tersendiri. Sehingga ditengah kemajuan itu berharap yang asli tidak hilang. Dengan demikian, disamping ingin membina keaslian OKUS tidak pudar.
 
Sektor yang sangat potensial dan mugkin dikembangkan dan mungkin akan menjadi andalan OKUS?
Tentunya bidang pariwisata, tetapi sampai sekarang masih terbatas dengan sumber dana. Apalagi pariwisata kita menyatu dengan Lampung yang memiliki sepertiga wilayah danai dan gunung. Mereka (Lampung) sudah mendirikan hotel berbintang pada bibir danau sisi mereka. 
 
Tetapi, kita terus bina pariwisata sehingga orang akan tertarik untuk datang. Dengan catatan kontribusi pendapatan bagi daerah. Itu yang pertama, kemudian yang kedua kita lakukan kerjasama dengan investor untuk lakukan kerjasama membangun pembangkit tenaga listrik. Karena OKUS sangat terbatas energi listrik, itu kelemahan, baik pasokan untuk masyarakat maupun perkantoran. Karena jaringan listrik paling jauh dengan Muaraenim yang sangat rentan dengan gangguan.

Untuk menutupi kekurangan itu, dilakukan kerjasama di bebeapa titik yang kita ajukan denga investor yakni Pembangkit Air Vila. Proyek tersebut dilakukan PT Helmot organitation consultan (HOC) dari Jerman yang bermukim di Surabaya. Pengerjaan sudah sampai survei tahap 3, dan debit air sudah dilihat mampu menjual energi listrik ke beberapa daerah 

Kedua pembangkit Telanai degan PT Lumanda. Tetapi keuda proyek tersebut menghadapi kesulitan administrasi dan kesulitan menembus kerjasama dan birokrasi PLN karena mereka perusahaan. Kita tidak bisa masuk terlalu dalam.

Bagaimana dengan dukungan aparat dan masyarakat untuk merealisasikan itu?
Dukungan cukup bagus, seperti pada pembangunan villa kemarin masyarakat tidak minta ganti rugi diluar batas. Dukungan masyarakat dan Pemda sangat respon. Terkadang pihak perusahaan yang punya sisitem birokrasi yang menjadi kendala pengembanga.


Kira – kira kapan terealisasi?
Tidak ada target, yang jelas kita terus berusaha, buktinya sekarang telah dilakukan beberapa MoU dengan beberapa pihak. Yang jadi kendala sebenarnya SDM terutama dalam bidang aparatur. Terus terang saja, keterbatasan aparatur yang menjadi kendala. 
Terutama untuk eselon II, III dan IV.

Saat ini, OKUS kekuranga kekurangan 30 eselon II dan 50 eselon III. Sementara dari daerah, tidak ada orang yang mau mengisi itu. Kalaupun ada orang yang datang, mereka lebih tertarik dengan eselon II. Padahal yang paling mendesak adalah eselon III dan IV.

Dengan keterbatasan itu, apa yang dilakukan?
Langka kita adalah tidak sepenuhya menerapkan PP 41, dimana manambah dinas dan sebagainya. Prinsipnya, kalau ditambah gampang cari kepala dinas, tetapi bagaimana dengan eselon III dan IV. Sedangkan selama ini kita kurang, kalau ditambah satui dinas berarti terjadi kekurangan 12 eselon III dan II. Kalaupun ditambah dinas, berarti menambahg angka kekurangan. Untuk itu PP 41 belum bisa.
 
Sementara, kedalam sepanjang masih ada tenaga, walaupun secara eselon masih kurang kita masih beri tanggung jawab untuk bekerja. Jadi walaupun masih eselon IV dan baru jadi PNS kita tambal sulam untuk menjadi eselon III dan II.

Kalau Untuk sektor ekonomi, bagaimana?

Cukup stabil, terutama karena daerah tersebut perkebunan dan sudah ada keinginan untuk peremajaan. Jadi cukup mendukung dimana kopi dan sahang saat ini mahal. Jadi saya nilai tidak terlalu menyulitkan, ditambah ditempat tertentu daerah perdagangan terdapat lima kecamatan yang tidak tergantung dengan musiman. Sehingga, menjadikan ekonomi terus bergerak.

Kalau untuk tenag kerja, bagaiman dengan program tenaga kerja?
Alhamdulillah tidak ada, memang ada tetapi tidak menggangu roda perekonomian. Karena mereka juga bertindak sebagai buruh perkebunan musiman. Misalnya panen kopi, musin panen padi, mereka menjadi buru disana. Yang adapun mungkin pendatang dari luar.

Bagaimana dengan sektor pendidikan?
Disamping memperluas sarana pendidikan, kita juga melakukan diversifikasi. Kalau dulu belum ada SMK pertanian, kita bangun. Sesuai dengan petunjuk dari atasan, pendidikan menjadi prioritas.
 
Dengan kesibukan sebagai wakil bupati, bagaimana dukungan dari kelurga?
Ada penggarisan, tetapi bukan garis. Saya mencoba menurunkan kehidupan yang sala alami dengan anak. Dahulu saya sekolah mengambil yang pendek asal sampai. Tidak perlu harus strata satu, yang penting pengetahuan itu dapat diterapkan. Kalaupun memiliki waktu, lanjutkan kemudian hari.

Prinsip itu, saya turunkan kepada anak, dan ini diterapkan hingga meraka mengabdi. Jadi saya turunkan saja apa yang jalani dalam kehidupan saya. Bayangkan saja, anak saya tidak berani menyentu mobil dinas. Alhamdulilah mereka bisa berkeja dan mendapatkan itu (mobil) sekarang. (ashariansyah) 


Panorama Danau Ranau



Panorama Danau Ranau 

MUARADUA
(SINDO) - Apabila anda berwawasan luas, pasti pernah mendengar cerita sebuah danau yang terkenal yang terletak di perbatasan antara propinsi Sumsel dan Lampung. Namanya Danau Ranau. Di danau ini kita bisa menangkap ikan dengan cara menombaknya. Ikan di sini memang beraneka macam, ada ikan khas Sumatera, ikan Sema' sampai dengan ikan ternakan yaitu ikan Nila. Malah jenis ikan Sema' ini pernah terpancing dengan berat mencapai 25 kg. 

Indahnya danau ranau ini ditambah dengan alur danau yang dikelilinggi sebuah gunung yang menjulang namanya gunung Seminung. Tingginya tidak sampai 2000 meter dari garis pantai. Tapi jangan kaget apabila anda menemukan bunga edelweis khas Sumatera di puncaknya. Datanglah sekitar bulan Juli-Agustus dan buktikan saja.
Cara mencapai puncak Seminung, sangat mudah. Dari Jakarta anda cari bus jurusan Muaradua di terminal Kali Deres atau Terminal Kampung Rambutan. Dan turun di Kota Muaradua, kemudian anda naik mobil jurusan ranau atau anda naik bus jurusan Liwa dan turun di Simpang Sender Kecamatan Ranau Tengah. Dari Simpang Sender hanya 25 menit menuju Kota Batu, yang dulunya namanya Kuta (pagar) Batu. Kemudian, naik perahu motor dari pinggir Danau Ranau ke arah Sumber Air Panas di kaki Seminung. 

Di lokasi wisata ini anda dapat istirahat, sambil merasakan mandi air panas yang memang panas. Atau boleh juga sambil menunggu pagi hari, anda dapat memancing ikan dari atas perahu kecil milik penduduk setempat.

Dari Air Panas, anda mengambil arah kearah kanan menyusuri tepian danau. Setelah itu ambil jalan setapak langsung menuju puncak. Di perjalanan akan ditemui para petani kopi yang membawa hasil panen atau petani yang sekedar menjaga kebunnya. Di Gunung ini sebagian sudah ditanami kopi sejak zaman dulu, pohonnya yang berumur lebih dari dua puluh tahun bisa ditemui di sini. Harga sekapling kebun kopi, cuma 5 juta termasuk pondokan tempat untuk mengawasi.

Siamang, Cecah, Babi, Macan Kumbang, Rusa dan Beruang serta berbagai jenis burung dapat dijumpai disini, itupun bila anda beruntung, karena umumnya cuma suaranya yang terdengar. Bagi para penduduk asli yang sudah terbiasa waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak cuma 2 jam. Anda boleh tanya pada kuncen gunung ini namanya H. Sofjan, beliau walaupun sudah berumur lebih dari 70 tahun masih kuat mengurus kebunnya yang berada cukup jauh mendaki dari tepian danau Ranau. Jalur ke puncak kini sedikit tertutup karena sudah jarang didaki, jadi anda harus ekstra hati-hati setiap langkah yang anda buat. 

Kondisi puncaknya sangat estetis, pohon-pohon besar yang kering menghitam bekas terbakar dua tahun sebelumnya, menciptakan suasana mencekam tapi sangat indah. Puncak Seminung ditandai dengan sebuah gubuk kecil beratapkan seng, dan anda bisa beristirahat di sana sebelum kembali turun yang memakan waktu 1,5 jam sampai pondok kebun kopi terdekat. (ashariansyah)


Wawancara Wakil Bupati OKU Selatan

“Bertekad Kabupaten OKU Selatan Sejajar Dengan Kabupaten Lain”

Mewujudkan kabupaten pemekaran untuk sejajar degan kabupaten lain tidaklah gampang, apalagi, bila dilihat dari biografis wilayah yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan serta jurang. Namun, sejak Kabupaten OKU Selatan dipimpin H Muhtadin Sera’I dan Drs H Wancik Rasyid M.Si selaku Bupati dan Wakil Bupati yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2005 lalu. 

Kabupaten yang dimekarkan dari kabupaten OKU Induk pada tahun 2004 lalu dari kabupaten OKU Induk. Secara bertahab mulai menujukkan pembangunan mulai dari insfrastruktur sara dan praserana perkantoran hingga insfrastruktur jalan yang secara kesemuanya sudah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. 

Berikuti wawancara SINDO dengan Wakil Bupati OKU Selatan, Drs H Wancik Rasyid M.Si, terhadap konsef pembangunan dalam mewujudkan Kabupaten OKU Selatan dapat sejajar dengan kabupaten lain.


Setelah tiga tahun berjalan memimpin kabupaten OKU Selatan, apa evaluasi yang dilakukan terhadap program telah berjalan dan mungkin akan dibuat kedepanya. Karena kita tahu OKUS merupakan kabupaten baru pemekaran dari OKU Induk? 

Sejak awal, kami terus dan sudah berusaha untuk mewujudkan visi dan misi pada saat calon dan setelah dilantik. Diantaranya, berusaha untuk wujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat OKUS. Terutama dalam bidang – bidang dari pada pembangunan itu sendiri, seperti Pemerintahan dengan melengakapi sarana dan prasarana perkantoran.

Untuk 2006 kemarin, kami sudah mencoba membagun seluruh sarana dan prasarna kerja, seperti rumah dinas, dan sebagainya dengan menggunakan sistem pendaan multi years. Seperti kantor Bupati yang alhamdulilah sudah dapat ditempati, walaupun belum selesai 100 persen.
 
Selain itu, sektor perkebunan juga menjadi perhatian seperti pembagian bibit karet dan kakau dengan masyarakat yang berkebun dengan pola gratis. Disamping itu, sektor pendidikan kita bangun beberapa SMA seperti di Kuta Batu dan Sungai Are, ini yang kita bangun.

OKUS Merupakan kabupaten baru dan tertinggal. Jadi dalam bidang peningkatan SDA dan SDM, konsep apa yang diterapkan?

Pertama SDM dahulu, dalam setiap kesempatan kita tingkatkan mutu pegawai pelaksana dalam struktur Pemkab. Pada tahun 2007 lalu, kita mencoba mendidik kepala sekolah menjadi S1. Kemudian dalam kesempatan lain mengirim pejabat untuk mengikuti pendidikan tersendiri. Selain itu pelatihan dan pendidikan lainya terus dilakukan, termasuk mengirim lulusan SMA terbaik ke STPD.
 
Kemudian untuk metingkatkan pelayanan, Pemkab OKUS terus melakukan evaluasi. Karena pada saat baru terbentu, OKUS baru memiliki 10 wilayah kecamatan dan 178 desa. Setelah berjalan sejak 2005 dan evaluasi pada pertengahan 2006, kita lihat pemasukan PBB hanya tercapai 41 persen. Kita berpendapat perlu mendekatkan pelayanan untuk menjangkau masyarakat. 

Pada akhir 2007 dilakukan pemekaran wilayah dari 10 menjadi 19 kecamatan dan dari 178 sekarang menjadi 252 desa. Sehingga kita dekatkan pelayanan kepada masyarakat, setelah dievaluasi kemudian PBB tercapai 103 persen dan kita dapat rewad dari pusat walaupun hingga sekarang belum dapat.

Untuk Pemberdayaan SDA?

Pemkab OKUS bersama dengan pihak terkait terus melakukan sosialisasi dengan beberapa investor mengelola SDA demi kesejahteaan masyarakat. Tetapi sampai saat ini belum dapat terealisasi, padahal Batubara dan kuarsa dalam jumlah deposit yagn cukup besar. Kendalan bukan deposit, kalau deposit batubara OKUS memiliki Batubara pada kedalaman dua meter dan ketebalan 12 meter dengan areal 12 kilometer persegi. 

Kendala utama terletak pada infrasruktur pendukung untuk exploitasi itu. Satu – satunya sarana yakni jalan dengan tonase 8 ton. Sementara, menurut perhitungan pihak investor, dalam sekali angkut minimal 40 ton. Sedangkan kondisi jalan hanya mampu 8 ton. Untuk buat jalan alternatif tidak mungkin karena geografis kiri kanan jurang, itu kendalan kita dalam sektor SDA.

Untuk mengantisipasi hambatan itu?
Tentunya tidak berhenti, terus berupaya cari investor yang mengerti dengan kondisi daerah, yang sanggup dengan tonase jala yang ada. 

Selain bidang pertambang, Pertanian sendiri bagaimana?
Sektor Pertanian dengan memperbanyak irigasi semi teknis atau irigasi pedesaan. Masalahnya kalau untuk memperluas lahan atau extensifikasi, sudah sulit karena kondisi alam, kita sudah sulit. Langka yang diambil dengan meningkatkan musim tanam, kalau sebelumnya irigasi tadah hujan dengan pertahun satu kali panen kita upaya untuk panen dua kali setahun. Ini upaya tersebut dilakukan baik melalui bantuan gubernur mapun APBD OKUS sendiri.

OKUS merupakan salah satu daerah sentra pertanian sayur – mayur, bagaiman program kita?

Kita hanya punya wilayah atau daerah tertentu yang dapat dijadikan sentra. Salah satunya Gunung Raya, Banding Agung, Muaradua Kisam serta Pulau Bungin. Tetapi masih dikelolah dalam cara tradisional, belum dalam bentuk partai besar. Kita terus berupaya menigkatkan permodalan petani.

Bagaimana dengan Pariwisata, bukankah OKUS memiliki Danau Ranau?
Sudah berupaya melalui APBD, tahun 2007 lalu mencoba membuka jalur lintas selatan. Selama ini hanya lintas utara Pusri - Banding Agung yang memang mengikuti bibir danau. Sekarang kita buka jalan sepanjang 11 kilometer, antara Kota Batu dengan Niarong Batas Lampung. Kalau lampung sudah aspal, tetapi kita sekarang baru membuka badan jalan. Karena terbatasnya dana.

Dilihat pembangunan setahap demi setahap terus berjalan, dimasa jabata dua tahun mendatang hal yag palig krusial yang harus dilakukan untuk tingkatkan SDA dan SDM?

Disamping apa yang sudah dilaksanakan pada tiga tahun ini, kita sudah buka keterisolir wilayah. Jadi wilayah yang terisolir kita bangun setahap demi setahap dan pembayaranya empat tahun kedepan.

Sekarang selain penyelesaian proyek yang belum telah berjalan, kita kerjasama dengan investor untuk gunakan sisa lahan yang masih ada. Sebenarnya sisa lahan masih ada, seperti eks tanah marga masih tetapi kita masih selektif. Karena OKUS memiliki hutan lidung dan suaka alam yang tidak dapat disentuh. Sudah diupayakan konversi dengan dengan Dephut tetapi prosesnya masih panjang.

Dengan sisa jabatan yang dimiliki, apa Keinginan atau target yang akan dilakukan kedepan?
 
Sangat menambakan OKUS sejajar dengan kabupaten lain, dengan catatan tidak meniggalkan spesifikasi daeahnya. Sebab OKUS punya adat istiadat, tradisi dan paguyuban tersendiri. Sehingga ditengah kemajuan itu berharap yang asli tidak hilang. Dengan demikian, disamping ingin membina keaslian OKUS tidak pudar.
 
Sektor yang sangat potensial dan mugkin dikembangkan dan mungkin akan menjadi andalan OKUS?
Tentunya bidang pariwisata, tetapi sampai sekarang masih terbatas dengan sumber dana. Apalagi pariwisata kita menyatu dengan Lampung yang memiliki sepertiga wilayah danai dan gunung. Mereka (Lampung) sudah mendirikan hotel berbintang pada bibir danau sisi mereka. 
 
Tetapi, kita terus bina pariwisata sehingga orang akan tertarik untuk datang. Dengan catatan kontribusi pendapatan bagi daerah. Itu yang pertama, kemudian yang kedua kita lakukan kerjasama dengan investor untuk lakukan kerjasama membangun pembangkit tenaga listrik. Karena OKUS sangat terbatas energi listrik, itu kelemahan, baik pasokan untuk masyarakat maupun perkantoran. Karena jaringan listrik paling jauh dengan Muaraenim yang sangat rentan dengan gangguan.

Untuk menutupi kekurangan itu, dilakukan kerjasama di bebeapa titik yang kita ajukan denga investor yakni Pembangkit Air Vila. Proyek tersebut dilakukan PT Helmot organitation consultan (HOC) dari Jerman yang bermukim di Surabaya. Pengerjaan sudah sampai survei tahap 3, dan debit air sudah dilihat mampu menjual energi listrik ke beberapa daerah 

Kedua pembangkit Telanai degan PT Lumanda. Tetapi keuda proyek tersebut menghadapi kesulitan administrasi dan kesulitan menembus kerjasama dan birokrasi PLN karena mereka perusahaan. Kita tidak bisa masuk terlalu dalam.

Bagaimana dengan dukungan aparat dan masyarakat untuk merealisasikan itu?
Dukungan cukup bagus, seperti pada pembangunan villa kemarin masyarakat tidak minta ganti rugi diluar batas. Dukungan masyarakat dan Pemda sangat respon. Terkadang pihak perusahaan yang punya sisitem birokrasi yang menjadi kendala pengembanga.


Kira – kira kapan terealisasi?
Tidak ada target, yang jelas kita terus berusaha, buktinya sekarang telah dilakukan beberapa MoU dengan beberapa pihak. Yang jadi kendala sebenarnya SDM terutama dalam bidang aparatur. Terus terang saja, keterbatasan aparatur yang menjadi kendala. 
Terutama untuk eselon II, III dan IV.

Saat ini, OKUS kekuranga kekurangan 30 eselon II dan 50 eselon III. Sementara dari daerah, tidak ada orang yang mau mengisi itu. Kalaupun ada orang yang datang, mereka lebih tertarik dengan eselon II. Padahal yang paling mendesak adalah eselon III dan IV.

Dengan keterbatasan itu, apa yang dilakukan?
Langka kita adalah tidak sepenuhya menerapkan PP 41, dimana manambah dinas dan sebagainya. Prinsipnya, kalau ditambah gampang cari kepala dinas, tetapi bagaimana dengan eselon III dan IV. Sedangkan selama ini kita kurang, kalau ditambah satui dinas berarti terjadi kekurangan 12 eselon III dan II. Kalaupun ditambah dinas, berarti menambahg angka kekurangan. Untuk itu PP 41 belum bisa.
 
Sementara, kedalam sepanjang masih ada tenaga, walaupun secara eselon masih kurang kita masih beri tanggung jawab untuk bekerja. Jadi walaupun masih eselon IV dan baru jadi PNS kita tambal sulam untuk menjadi eselon III dan II.

Kalau Untuk sektor ekonomi, bagaimana?

Cukup stabil, terutama karena daerah tersebut perkebunan dan sudah ada keinginan untuk peremajaan. Jadi cukup mendukung dimana kopi dan sahang saat ini mahal. Jadi saya nilai tidak terlalu menyulitkan, ditambah ditempat tertentu daerah perdagangan terdapat lima kecamatan yang tidak tergantung dengan musiman. Sehingga, menjadikan ekonomi terus bergerak.

Kalau untuk tenag kerja, bagaiman dengan program tenaga kerja?
Alhamdulillah tidak ada, memang ada tetapi tidak menggangu roda perekonomian. Karena mereka juga bertindak sebagai buruh perkebunan musiman. Misalnya panen kopi, musin panen padi, mereka menjadi buru disana. Yang adapun mungkin pendatang dari luar.

Bagaimana dengan sektor pendidikan?
Disamping memperluas sarana pendidikan, kita juga melakukan diversifikasi. Kalau dulu belum ada SMK pertanian, kita bangun. Sesuai dengan petunjuk dari atasan, pendidikan menjadi prioritas.
 
Dengan kesibukan sebagai wakil bupati, bagaimana dukungan dari kelurga?
Ada penggarisan, tetapi bukan garis. Saya mencoba menurunkan kehidupan yang sala alami dengan anak. Dahulu saya sekolah mengambil yang pendek asal sampai. Tidak perlu harus strata satu, yang penting pengetahuan itu dapat diterapkan. Kalaupun memiliki waktu, lanjutkan kemudian hari.

Prinsip itu, saya turunkan kepada anak, dan ini diterapkan hingga meraka mengabdi. Jadi saya turunkan saja apa yang jalani dalam kehidupan saya. Bayangkan saja, anak saya tidak berani menyentu mobil dinas. Alhamdulilah mereka bisa berkeja dan mendapatkan itu (mobil) sekarang. (ashariansyah) 
   



Transmigrasi di OKU Selatan

OKUS Buka 1.900 Ha Lahan Transmigrasi Baru 
 
MUARADUA (SINDO) - Untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dari segala bidang sekaligus guna menekan dan mengatasi angka kemiskinan. Pemkab OKU Selatan membuka dua lokasi lahan transmigrasi berlokasi di desa Kuripan Kec Buay Sadang Aji dan desa Mahangin Kec Muaradua dengan total areal seluas 1.900 Ha dengan kapasitas 650 KK warga transmigrasi. 
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi OKU Selatan Asrullah Husir, kepada SINDO kemarin (26/11) mengungkapkan, rencana pembukaan lahan transmigrasi seluas 1.900 hektar tersebut, berawal atas adanya usulan masyarakat melalui kepala desa, yang menginginkan agar dua desa tersebut dapat dijadikan daerah transmigrasi. 
“Lalu dilakukan survey terhadap kedua wilayah tersebut dan hasilnya memang kedua daerah itu layak dijadikan lahan transmigrasi,” jelas Asrullah. 
Menurut Asrullah, kedua lokasi desa tersebut, yakni desa Mahanggin Kec Muaradua seluas 700 hektar dengan peserta 150 kk sedangkan desa Kuripan Kec Buay Sandang Aji seluas 1.200 hektar, dengan peserta sebanyak 500 kepala keluarga (KK).
“Khusus untuk wilayah desa Mahanggin merupakan Transmigrasi lokal pesertanya berasal dari daerah Kabupaten OKU Selatan, dan kini wilayah tersebut sudah bisa ditempati warga. Sebab, sarana dan prasana di wilayah tersebut telah terpenuhi,” jelasnya. 
Sementara untuk desa Kuripan Kec Buay Sandang Aji diproyeksikan pada tahun 2008 mendatang. Sebab, lokasi transmigrasi tersebut dicanangkan sebagai transmikgrasi nasional. Sebab, peserta transmigrasi nantinya berasal dari luar daerah OKU Selatan yakni Jawa Tenggah, hal itu sesuai dengan usulan warga setempat.  
“500 KK di yang di targetkan, 250 kk kita proyeksikan peserta dari luar Kab OKU Selatan sisanya warga OKU Selatan,” tegas Asrullah. 
Asrullah menjelaskan, Program Transmigrasi ini selain bertujuan untuk melakukan penyebaran penduduk dan mengatasi kasu kemiskinan. Ini Juga bertujuan untuk menghilangkan rasa cemburu sosial antara penduduk asli dan pendatang, sehingga diperlukan beberapa penyebaran penduduk juga dilakukan di beberapa dusun atau desa tempat penduduk asli. “Sehingga tahun 2007 ini kita telah membuka dua lokasi diatas areal seluas sekitar 1900 hektar,” katanya. 
Sedangkan untuk wilayah transmikgrasio di desa Kuripan dalam tahap awal, kata Asrullah, akan dijadikan skala prioritas, selain diperuntukan kepada masyarakat OKU Selatan lokasi ini juga diprogramkan untuk masyarakat transmigrasi dari luar daerah.
“Untuk tranmikgrasi desa kuripan telah kita usulkan pengajuan bantuan dana kepada Pemerintah Pusat untuk pembukaan lahan transmigrasi, sebab untuk pembukaan lahan tersebut membutuhkan dana yang sangat besar, namun ditunjang dengan anggaran daerah dan kita berharap ajuan tersebut tersebut disetujui oleh pemerintah pusat,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati OKU Selata, H Muhtadin Sera’I, mengungkapkan, untuk perealisasian program transmikgrasi yang dicanangkan di desa kuripan Kec Buay Sandang Aji pihaknya telah menggajukan usulan pembanguan insprastruktur jalan sebagai salah satu akses pembuka jalan ke wilayah trasmikgrasi. Hal itu, salah satu keseriusan Pemkab OKU Selatan untuk mewujudkan program tersebut. “Bahkan, Pemkab OKU Selatan akan menerima bantuan dari pemerintah pusat melalui Dinas PU OKU Selatan untuk pembanguan jembatan beton yang akan menghubungkan desa Kuripan dengan lainnya,” ungkapnya sembari tidak menyebutkan nominal anggaran dana bantuan tersebut. (ashariansyah)  
 

berita daerah OKU Selatan

18 Tahun Tanpa Listrik Kantor Camat BSA
 
MUARADUA ( SINDO ) – Kantor Camat Buay Sandang Aji (BSA) selama 18 tahun ini belum dialiri listrik. Padahal kantor ini bangunanya terlihat cukup megah. Letaknya strategis di pinggir jalan, ironisnya, sekitar kantor tersebut sudah ada jaringan listrik. Penduduk setempat banyak yang jadi langgan PT PLN.
Bisa dibayangkan, karena tidak berlistrik aktivitas camat dan stafnya pun tak bisa menggunakan perangkat kecamatan untuk melayani masyarakat. Seperti computer, sebab yang dipergunakan sekarang cuma mesin ketik manual. Cletak, cletok, cletek. Suara mesin ketik masih akrab terdengar ketika warga berurusan dikantor ini.
Untuk diketahui, kantor camat ini dibangun sejak 1989 lalu. Namun baru-baru ini sudah direhab. Hanya saja, perehaban tidak disertai dengan pemasangan instalasi listrik. Jadi, tak perlu heran bila staf administrasi dikecamatan ini jari tangannya lincah menekan key board mesin ketik. Sebab, sertiap hari pasti ada warga yang sedang hendak pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK).
Sekretaris Camat (Sekcam) BSA Ambundin, kepada SINDO kemarin mengakui, hal itu diakibatkan terbatasnya fasilitas penunjang di kantor mereka tidak lantas pelayanan menjadi kendala. Tetapi Ambundin sangat mengharapkan perhatian pemerintah meluluskan permintaan pihak kecamatan, agar dipasang instalasi listrik. Disamping itu tentunya bantuan komputer.
“Dengan fasilitas tersebut tentunya pelayanan kepada masyarakat dapat lebih cepat dilakukan. Kerjakan dengan komputer tidak lagi dengan mesin ketik manual,” kata Ambundin. 
Selain itu, ditambahkannya, pihaknya berharap dibangun rumah Dinas Camat. Sebab sampai saat ini juga belum ada rumah Dinas Camat dimaksud. Ini merupakan salah satu fasilitas untuk kelancaran camat melayani masyarakat dengan cepat. “Kita sudah usulkan berkali-kali kepada pemerintah meminta dipasang listrik dan bantuan komputer serta rumah dinas tetapi belum ada tanggapan,” keluhnya.
Ditempat terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) OKU Selatan, Ardin Bachtiar, selaku ketua tim anggaran Pemkab OKU Selatan, menggatakan, pihaknya dalam rancangan anggaran pembangunan tahun 2008 telah membuat program pembangunan jangka pendek salah satunya pembanguan insfrastruktur perkantoran, termasuk pembangunan perumahan dinas camat.
“Namun, untuk Program Pembangunan Jangka Pendek (PPJP) sat ini, lebih memprioritaskan pembangunan insprastruktur jalan dan jembatan. Hal itu, tidak lain untuk membuka akses perekonomian terhadap daerah tertinggal. Dan juga perencanaan tersebut akan dibahas kembali dalam sidang paripurna dewan,” ungkap Ardin. (ashariansyah)  
 
190 Sekdes Gagal Jadi PNS
*Terbentur PP No 45 2007
*132 Sekdes Yang Terpenuhi Syarat 
  
MUARADUA (SINDO) – Sebanyak 190 Sekretaris Desa (Sekdes) dari 320 Sekdes dalam wilayah hukum Kab OKU Selatan, hanya 130 Sekdes yang memenuhi syarat sesuai dengan PP No 45 tahun 2007 tentang Sekdes menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sehingga, sesuai dengan PP tersebut Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Selatan hanya mengajukan usulan 130 Sekdes untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil ke pemerintah pusat. Hal itu dilakukan, setelah dilakukan pemeriksaan berkas administrasi yang disesuaikan dengan ketentuan yang ada. Bahkan, dari 132 usulan tersebut masih berpelung untuk dipangkas kembali. 
Asisten I Setda OKU Selatan, Chairuman Gunawan, mengatakan, pihaknya melalui Bidang tata pemerintah telah melakukan pemeriksaan berkas yang diajukan oleh sekdes untuk menjadi PNs. Namun, setelah dilakukan tersebut berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No 45 tahun 2007 yang didalamnya memuat aturan persyaratan teknis, maka, dari 320 berkas yang diajukan hanya 130 berkas itupun masih akan dilakukan pengevaluasian.
“Banyak sekdes yang terganjal dalam PP No 45 tahun 2007 seperti sekdes minimal memiliki ijazah SD, tercatat telah menjadi sekdes sejak tanggal 15 Oktober 2004 kebawah hingga sekarang yang dibuktikan dengan memiliki SK, dan usian sekdes minimal berumur 51 tahun terhitung sampai 15 Oktober 2006,” terang Chairuman.
Menurut Chairuman, setelah diseleksi dan dilihat dari penyesuaian data base lama dan yang baru ternyata hanya 132 berkas para sekdes tersebut memenuhi persyaratan. Sekarang ini kita dalam tahap pemuktairan data, sehingga tidak menutup kemungkinan 132 sekdes tersebut dapat diangkat semua menjadi PNS. Hal itu disebabkan, hingga saat ini pihaknya masih melakukan membenahi data-data pendukung lainnya. 
Ketika disinggung mengenai desa-desa yang baru dimekarkan belum memiliki sekdes. Chairuman menghimbau, agar kiranya para Kades pemekaran tidak mencari Sekdes terlebih dahulu, dengan tidak menggangu kelancaran dan fungsi perangkat desa sampai ada keputusan lebuh lanjut dari pemerintah daerah. “Kemungginan sekdes-sekdes tersebut akan diisi dengan PNS juga,” ungkap Chairuman.  
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Pemerintah Setda OKU Selatan John Rafles belum bisa memastikan kepastian pengangkatan Sekdes menjadi PNS tersebut. Namun, pihaknya telah mengusulkan kepada pemerintah Pusat sebanyak 132 sekdes agar diangkat menjadi CPNS, setelah dilakukan pemuktahiran data yang disesuaikan dengan PP No 45 tahun 2007. Tetapi, untuk kepastian Sekdes diangkat menjadi PNS pihaknya masih menunggu petunjuk teknis dari pemerintah pusat. 
Ditempat terpisah, anggota Komisi I DPRD OKU Selatan, Cipto BM, berpendapat, dalam pengangkatan sekdes menjadi PNS, hendaknya dapat disesuaikan dengan ketentuan yakni PP No 45 tahun 2007. Sehingga, penggangkatan tersebut tidak menyalahi aturan.
“Bila prosedur pengajuan yang diajukan oleh Pemkab OKU Selatan terhadap usulan sekdes menjadi PNS sesuai, mudah-mudahan tidak memunculkan masalah seperti yang sudah-sudah,” ujar Cipto.
Menurut Cipto, untuk menghindari munculnya kecurangan didalam penggangkatan baik sekdes menjadi PNS maupun tenaga honorer serta tes CPNS, pihaknya telah mengusulkan kepada unsure pimpinan untuk membentuk tim pemantau penerimaan hingga pengangkatan. “Kita secara tim nantinya akan turun langsung ke lapangan, untuk melihat secara langsung penyaringan,” ungkap Cipto. (ashariansyah) 
 
10 Desa Terima dana Padat Karya
 
MUARADUA (SINDO) – Jumlah pengangguaran di OKU Selatan dari tahun ketahun kian membengkak, karena sempitnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Menurut data terakhir dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) OKU Selatan sebanyak 2.000 orang dari usia produktif sangat membutuhkan pekerjaan.
Karena, pihaknya Disnakertasns pun berupaya keras mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan didaerah bumi seandanan ini. Setidaknya keinginan tersebut mendapat respon positif dari pemerintah provinsi. Melalui dana dekon, dimana OKU Selatan mendapatkan bantuan dana untuk 10 desa yang tersebar di enam Kecamatan melalui program padat karya.
Diantaranya, Desa Pancur Pungah, Bendi, Talang Padang (Kecamatan Muaradua), Gunung Haji (Warkuk Ranau Selatan), Sungka Negeri (Kecamatan Negeri Agung), Suka Bumi, Suka Raja, I (Kecamatan Buay Sandang Aji), Simpang Luas, Tanah Pilih (kecamatan Sungai Are), dan Pengandonan (Kecamatan Kisam Ilir). Masing-masing desa tersebut mendapatakn dana bantuan sebesar Rp 169 juta lebih. 
Menurut kadinaskertans OKU Selatan Drs Asrullah Usir melalui Kabid Pelataihan dan Pembinaan Tenaga Kerja Emroni S,Sos mengatakan, bahwa bantuan tersebut telah disalurkan kedesa-desa yang mendapatkan program padat karya. Pihaknya mengusulkan nama desa yang berhak mendapatkan padat karya yakni dengan barometer jumlah pengangguran yang lebih banyak terpusat dalam 10 desa tersebut. 
“Prioritas utama kita tentunya menyerap tenaga kerja yang sebanyak-banyaknya, karena itu ke 10 desa tersebut menurut data yang kita miliki terdapat banyak pengangguran. Sehingga lebih kita prioritaskan selain ada pertimbangan ada juga usulan dari desa-desa tersebut, “kata Emromi.  
Dilanjutkanya, karena kebijakan itu diambil untuk kemajuan desa. Maka pihanya tidak ikut campur secara langsung menangani pekerjaan pembangunan yang akan dilakukan didesa. Pihaknya menyerahkan penuh kepada masyarakat desa mengenai kebutuhan yang akan dibangun di desa. 
“Karena yang mengetahui kebutuhan masyarakat, ya warga desa itulah. Dengan dana tersebut makan pembangunan deidesa tersebut diambil dari warga desa dan tentu saja mendapatkan imbalan. 
Sementara itu, salah satu desa yang mendapatkan padat karya yakni Desa Pancur Pungah mengalokasikan dana tersebut dengan melakukan pengersan jalan desa yang keadaanya rusak parah. “Kita sangat bersyukur dengan adanya padat karya, setidaknya itu benar-benar membantu kita baik dari segi pembangunan kemajuan desa maupun menyerap tenaga kerja, “ungkap Mahub junaidi Kades Pancur Pungah. (ashariansyah)

Harga Naik

Kebutuhan Pokok Jelang Ramadan Naik 

Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Muaradua kabupaten OKU Selatan mulai merangkak naik sepekan menjelang Ramadan. 

Harga kebutuhan pokok yang mengalami ke-naik-an itu di antaranya telur ayam, gula, daging ayam ras, daging ayam kampung, daging sapi. Selain itu harga sayuran juga mengalami kenaikan seperti, kembang kol, kentang, buncis dan kacang kapri.

Kendati sejumlah harga sembako mulai naik, namun hingga kini belum ada tanda tanda peningkatan pembelian yang dilakukan masyarakat. 

Salah satu pedagang kelontong di Pasar Saka Selabung Muaradua, Fatimah, 34, mengatakan, harga kebutuhan pokok yang paling mengalami kenaikan cukup signifikan adalah harga telur ayam. Kenaikan harga telur hingga menembus Rp 2.000 per kilogram. 

”Biasanya saya jual telur per kilogram Rp12.000.Tapi sekarang harganya sudah sampai Rp14.000 per kilogram. Naiknya harga telur sudah terjadi sejak sepekan kemarin,ini karena harga pakan ternak yang naik,” ujarnya, kemarin. 

Selain harga telur ayam, kebutuhan pokok lainnya terutama yang berkaitan dengan Puasa dan Lebaran juga naik. Harga gula misalnya, naik sekitar Rp 2.000 per kilogram dari Rp 6.000 per kilogram naik menjadi Rp8.000 per kilogram. 

Sedangkan harga kebutuhan pokok lainnya seperti beras, gula pasir, tepung terigu, minyak sayur justru cenderung stabil. Pedagang daging ayam, Herli, 38 mengatakan, harga daging ayam terus mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir ini. Bahkan, kenaikan harga ayam dalam sepekan mengalami kenaikan hingga dua kali. 

Yakni dari semula Rp18.000 per kilogram menjadi Rp 20.000 per kilogramnya dan naik lagi menjadi Rp 23.000 per kilogramnya. Begitu pula dengan harga daging sapi yang mengalami kenaikan.Dari biasanya dijual Rp 46.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp47.000 hingga Rp48.000 per kilogram. 

”Padahal pembeli sepi, belum mengalami kenaikan apa-apa menjelang puasa ini. Kenaikan harga terjadi karena harga pakan ternak naik Rp 300 belum lama ini,” ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdangangan serta UKM dan PM Pemkab OKU Selatan, Zulkarnaen mengakui, menjelang datangnya bulan suci ramadhan harga kebutuhan pokok sudah menunjukan kenaikan. Namun, kenaikan harga tersebut masih fakultatif. Tetapi, pihaknya di bulan puasa mendatang akan mengelar pasar murah, hal itu dilakukan untuk membantu masyarakat untuk menghadapi lebaran mendatang. 

“Harga kebutuhan pokok saat ini, masih vakultatif. Namun, harga kebutuhan pokok tersebut akan mengalami kenaikan yang seknivikan yakni menjelang lebaran. Oleh karena itu, kita akan mengelar operasi pasar,” ungkapnya. 
  

Ramadhan Libur Puasa

Diknas OKU Selatan Liburkan Sekolah Enam Hari 

Menjelang bulan suci Ramadhan yang akan di laksanakan pada tanggal 1 September 2008 mendatang Pemkab OKU Selatan dalam hal ini Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) memberikan kebijakan kepada pihak sekolah dari tingkat SD hingga SMA Negeri maupun Swasta untuk meliburkan seluruh siswanya selama 6 hari dimulai 1-6 September. Begitu juga liburan menyambut Hari Raya Idul Fitri 1429 Hijriah, Diknas OKUS juga telah menetapkan kebijakan bagi seluruh lembaga sekolah untuk meliburkan siswanya pada 24 September hingga 8 Oktober 2008 selama 15 hari.

“Selama proses belajar mengajar pada bulan puasa, setiap jam pelajaran dikurangi 10 menit dari biasanya dan khusus untuk mata pelajaran yang sifatnya fisik seperti olahraga sebaiknya untuk tidak dilaksanakan dalam bentuk fraktek dilapangan, melainkan dihimbau dalam bentuk teori saja,” kata Kadin Diknas OKU Selatan, Romzi, kemarin.

Romzi menjelaskan, agar suasana bulan Ramadhan lebih khusuk dan menambah barakah dikalangan guru dan siswa untuk melakukan aktifitas tambahan pelajaran ekstrakurikuler yang bersifat nuansa Islami, seperti melakukan kegiatan pesantren kilat, buka puasa bersama, dan bentuk keagamaanlainnya.

Namun bentuk kegiatan tersebut, pihaknya menghimbau kepada seluruh lembaga sekolah untuk tidak membebani para orang tua siswa dengan cara memungut sumbangan. “Kita tidak menginginkan pihak sekolah yang melaksanakan kegiatan keagamaan yang bernuansa islami pada bulan puasa melakukan pungutan sekolah yang dapat membebani pihak orang tua siswa,” tegas Romzi.

Terpisah, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Muaradua, Musa Asngari, mengatakan, pihaknya selama bulan suci ramadan meliburkan siswa selama enam hari. Hal itu, sesuai dengan edaran dari Diknas Pemkab OKU Selatan. 

“Waktu belajaran siswa pun mengalami perubahan, yang biasanya waktu istirahat dua kali. Pada ramadan nanti waktu istirahatnya hanya satu kali,” ungkap Musa Asngari, sembari menambahkan, pada bulan puasa nantinya, pihaknya akan mengelar pesatren ramadhan, kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler.

“Saya cukup senang pak walau cuma sebentar liburannya, karena apabila benar nantinya dalam menyambut puasa kita sekolahnya di liburkan, otomatis saya bisa berkumpul dengan keluarga di hari pertama bulan ramadhan,” ungkap Wati salah satu siswi SMA 1 Muaradua yang terpaksa ngekost di Muaradua karena tempat tinggalnya di Kecamatan Pulau Beringin.  

Jumat, 29 Agustus 2008

Data ku..........

Nama : Ashariansyah Arsyad

Lahir : Muaradua, 06 JUli 1976

Alamat : Kmplek Masjid Besar Al Fallah Muaradua No 109 RT I Muaradua Kab OKU Selatan 32171 Hp 0815 32 7185 15

Pendidikan Terakhir : Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah Palembang 

Hobby : Maen Umpet-umpetan 

Musik : Pop Klasik

Pemimpin Idola Pria : Presiden RI Ir Soekarno

Pemimpin Idola Wanita : Nurul Arifin dan Sarah Azhari