Sabtu, 30 Agustus 2008

OKU Selatan dalam photo

Kapolres OKU Selatan AKBP Mukhlis S.Ik melakukan rapat koordinasi bersama perangkat pemerintah OKU Selatan serta tokoh masyarakat dalam menciptakan Kabupaten OKU Selatan aman, tertib serta sejahtera.


Pemkab OKU Selatan menghadirkan berberapa sektor unggulan di bidang pertanian pada festival sriwijaya di Palembang.

Gubernur Sumsel Syahrial Oesman di dampingi Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I melakukan kunjungan kerja ke Desa Jagaraga kecamatan Buana Pemaca Kabupaten OKU Selatan.


Wakil Bupati OKU Selatan, Drs H Wancik Rasyid M.Si menyerahkan tropy kepada kapilah-kapilah terbaik pada MTQ ke III di Masjid Besar Al Falah Muaradua.

Panen Raya Cabe


Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I adan Ketua DPRD OKU Selatan H Wahab Nawawi melakukan panen raya cabe di Desa Gunung Raya kecamatan Warkuk Ranau Selatan


Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I memberikan bantuan kepada petani di Desa Gunung Raya Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Kabupaten OKU Selatan. Dimana, desa Gunung Raya di jadikan sebagai sentra sayur mayur di OKU Selatan.

Sidang Paripurna DPRD OKU Selatan



Tampak anggota DPRD OKU Selatan melakukan sidang paripurna dengan agenda pembahasan APBD OKU Selatan yang di pimpin langsung ketua DPRD OKU Selatan H Wahab Nawawi yang di hadiri Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I dan Wakil Bupati OKU Selatan H Wancik Rasyid.


Ketua DPRD OKU Selatan H Wahab Nawawi di dampingi Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera’I melakukan penandatangan Nota kesepakatan APBD OKU Selatan.

Kampaye SOHE Di OKU Selatan

Warga OKU Selatan Tetap Pilih SOHE

MUARADUA
(SINDO) - MENJELANG Pemilukada Sumsel 2008-2013, berbagai cara dilakukan calon untuk mendapatkan dukungan, termasuk rayuan. Namun, masyarakat Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan tidak akan pernah goyah dengan berbagai jenis rayuan tersebut, termasuk rayuan berupa slogan gratis atau lainnya.
Hal ini dikatakan Wakil Bupati OKUS, H. Wancik Rasyd, Msi, saat bertemu dengan calon wakil gubernur Sumsel Helmy Yahya, belum lama ini di Muaradua, OKU Selatan. “Orang banyak janji dan rayuan itu, biasanya banyak hal yang perlu diragukan. Makanya kita tidak akan termakan dengan janji-janji,” kata Wancik. 
“Adinda Helmy ini calon pemimpin Sumsel yang termuda dan terkaya di Sumsel, juga cerdas. Jadi rugi besar kita jika tidak memilih SOHE. Boleh saya ibaratkan SOHE itu, pemimpin cerdas dan bergaul pulo,”katanya.
Dia menambahkan, SOHE bukan sosok pemimpin yang mengejar kekuasaan. Tetapi, SOHE memiliki keinginan besar untuk mensejahterakan dan memakmurkan rakyat di Bumi Sriwijaya.
“Yakinlah, SO bukan tipe pemimpin yang senang memberikan janji. Beliau sudah buktikan nama Provinsi Sumsel cukup harum sampai ke tingkat nasional dan regional. Untuk Pak Helmy ini akan saya berikan nilai angka 8. Jarang sekali kita temukan orang berhasil yang mau pulang ke dusun seperti Pak Helmy ini. Kalau Beliau ingin hidup enak mungkin lebih baik Pak Helmy di Jakarta,”ujarnya, di hadapan ribuan pendukung SOHE, yang terdiri dari tokoh masyarakat, tim pemenangan SOHE, para sesepuh, dan kaum remaja. 
“Alhamdullilah, dari hasil survey terakhir SOHE sudah leading. Terimakasih Pak Wancik dan semuanya, atas dukungan yang diberikan untuk SOHE. Percayalah saudaraku sekalian, hanya satu tujuan kami yaitu mensejahterakan rakyat Sumsel. Itu saja. Untuk apa kita memilih yang belum pasti, lebih baik pilih yang cengki-cengki bae atau yang pasti saja. Setuju?” kata Helmy disambut tepuk tangan yang meriah dari para hadirin.







Taat Hukum

Muhtadin Minta Warga OKU Selatan Taat Hukum  

MUARADUA
(SINDO) - Konflik antara warga dengan aparat kepolisian masih saja terdengar di wilayah bumi Serasan Seandanan ini. Bahkan, pemicunya cenderung dilatarbelakangi masalah pelanggaran lalu lintas. Sayangnya, persoalan tersebut kadang diselesaikan dengan rasa emosi sehingga makin menyulut persoalan menjadi besar.

Bupati OKU Selatan H Muhtadin Sera'I pun menyampaikan rasa keprihatinnya terhadap benyak kejadian bentrok aparat dengan warga. Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat dapat menahan diri dan patuh terhadap hukum. "Kepada masyarakat kalau ditegur polisi jangan melawan. Kita salah makanya kita ditegur. Itu semua demi keamanan kita semua," ungkap Muhtadin.

Muhtadin meminta kepada masyarakat dalam berkendaraan menyiapkan surat kelengkapan bermotor. Dalam berkendaraan pun tetap mematuhi peraturan yang berlaku. Dan bagi pihak kepolisian, agar tidak mengeluarkan Surat Izin Mengemudi (SIM)dengan mudah tetapi harus benar diuji coba bagi pengendara tersebut. “Kepada masyarakat agar taat hukum, dan juga jangan mudah mengeluarkan SIM segampang menariknya. Harus diuji dulu,” kata Muhtadin. (ashariansyah)

OKU Selatan akan Bangun Lima PLTMH

MUARADUA (SINDO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKU Selatan cukup serius menangani daerah-daerah terisolasi. Kesungguhan itu terlihat dari rancangan pembangunan jangka pendek (RPJP).Salah satunya pembangunan lima Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di lima kecamatan di OKU Selatan. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kab OKU Selatan Zainal Arifin mengungkapkan, pembangunan lima PLTMH tersebut akan dilaksanakan pada 2008 mendatang. 

“Kita sudah lakukan Detail Engineering Design (DED). Ternyata, cocok ditempatkan di lima kecamatan tersebut,” terang Zainal di Muaradua, kemarin. PLTMH merupakan pembangkit listrik berbasis tenaga air. Keunggulan pembangkit listrik ini tidak memerlukan debit air yang tinggi, berbeda dengan PLTA.

Sementara itu, desa-desa yang diprioritaskan untuk pembangunan PLTMH adalah daerah yang jauh dari jangkauan instalasi listrik. Namun, di sisi lain jumlah penduduknya cukup padat. Rencananya, PLTMH akan dibangun di Desa Perean Kec Muaradua, Desa Rantau Nipis Kec Banding Agung, Desa Kepayang Kec Mekakau Ilir, Desa Gunung Megang Kec Runjung Agung dan Desa Gunung Gare Kec Muaradua Kisam.

Lebih lanjut Zainal mengungkapkan, untuk pembangunan lima PLTMH ini, Pemkab OKU Selatan menganggarkan dana Rp1,25 miliar. Namun, pengalokasian dana untuk kelima PLTMH tersebut tidak sama, disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Sebab, kemampuan PLTMH sendiri bisa mencapai 10 sampai 40 KWH atau 400 KK.

Terpisah, Camat Muaradua Zainal Bahri menyambut positif rencana pembangunan PLTMH di wilayahnya karena warga di sejumlah desa telah lama menantikan aliran listrik. Selain itu, wilayah tersebut memang jarang tersentuh pembangunan sehingga terkesan terisolasi. Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD OKU Selatan Meriyadi mendukung usulan Dinas Pertambangan dan Energi Kab OKU Selatan untuk membangun PLTMH di OKU Selatan. (ashariansyah)



Wawancara OKU Selatan


Biodata Drs H Wancik Rasyid Msi

Nama : Drs H Wancik Rasyid Msi
Jabatan : Wakil bupati OKUS Periode 2005 – 2010
Anak : 4 orang

Riwayat Jabatan :
1. Sekretaris Ikatan Pemuda Pelajar Nahdatul Ulama 1964 – 1967
2. PMII Komisariat Unsri 1967 – 1971
3. Kepala Kantor KPMD Kecamatan kabupaten OKU 1974 – 1986
4. Sekcam Buai Madang 1988 - 1989
5. Kepala Bagian Protokol Pemkab OKU 1989 - 1993
6. Camat Banding Agung 1993 - 1999
7. Camat Buai Madang 1999 - 2001
8. Kabid Pemerintahan Pemkab OKU 2001 - 2002
9. Kabag Tata Pemerintahan OKU 2002 - 2005
10. Asisten Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Pemkab OKU 2005
11. Wakil Bupati OKU Selatan 2005 – 2010

Riwayat Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PGSLP 1969
5. APDN 1974
6. Strata 1 Administrasi Pemerintahan Unsri
7. Strata 2 Administrasi Publik Universitas Sjakiakirti Palembang 2008


“Bertekad Kabupaten OKU Selatan Sejajar Dengan Kabupaten Lain”

Mewujudkan kabupaten pemekaran untuk sejajar degan kabupaten lain tidaklah gampang, apalagi, bila dilihat dari biografis wilayah yang dikelilingi perbukitan dan pegunungan serta jurang. Namun, sejak Kabupaten OKU Selatan dipimpin H Muhtadin Sera’I dan Drs H Wancik Rasyid M.Si selaku Bupati dan Wakil Bupati yang dipilih langsung oleh rakyat pada tahun 2005 lalu. 

Kabupaten yang dimekarkan dari kabupaten OKU Induk pada tahun 2004 lalu dari kabupaten OKU Induk. Secara bertahab mulai menujukkan pembangunan mulai dari insfrastruktur sara dan praserana perkantoran hingga insfrastruktur jalan yang secara kesemuanya sudah dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. 

Berikuti wawancara SINDO dengan Wakil Bupati OKU Selatan, Drs H Wancik Rasyid M.Si, terhadap konsef pembangunan dalam mewujudkan Kabupaten OKU Selatan dapat sejajar dengan kabupaten lain.


Setelah tiga tahun berjalan memimpin kabupaten OKU Selatan, apa evaluasi yang dilakukan terhadap program telah berjalan dan mungkin akan dibuat kedepanya. Karena kita tahu OKUS merupakan kabupaten baru pemekaran dari OKU Induk? 

Sejak awal, kami terus dan sudah berusaha untuk mewujudkan visi dan misi pada saat calon dan setelah dilantik. Diantaranya, berusaha untuk wujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat OKUS. Terutama dalam bidang – bidang dari pada pembangunan itu sendiri, seperti Pemerintahan dengan melengakapi sarana dan prasarana perkantoran.

Untuk 2006 kemarin, kami sudah mencoba membagun seluruh sarana dan prasarna kerja, seperti rumah dinas, dan sebagainya dengan menggunakan sistem pendaan multi years. Seperti kantor Bupati yang alhamdulilah sudah dapat ditempati, walaupun belum selesai 100 persen.
 
Selain itu, sektor perkebunan juga menjadi perhatian seperti pembagian bibit karet dan kakau dengan masyarakat yang berkebun dengan pola gratis. Disamping itu, sektor pendidikan kita bangun beberapa SMA seperti di Kuta Batu dan Sungai Are, ini yang kita bangun.

OKUS Merupakan kabupaten baru dan tertinggal. Jadi dalam bidang peningkatan SDA dan SDM, konsep apa yang diterapkan?

Pertama SDM dahulu, dalam setiap kesempatan kita tingkatkan mutu pegawai pelaksana dalam struktur Pemkab. Pada tahun 2007 lalu, kita mencoba mendidik kepala sekolah menjadi S1. Kemudian dalam kesempatan lain mengirim pejabat untuk mengikuti pendidikan tersendiri. Selain itu pelatihan dan pendidikan lainya terus dilakukan, termasuk mengirim lulusan SMA terbaik ke STPD.
 
Kemudian untuk metingkatkan pelayanan, Pemkab OKUS terus melakukan evaluasi. Karena pada saat baru terbentu, OKUS baru memiliki 10 wilayah kecamatan dan 178 desa. Setelah berjalan sejak 2005 dan evaluasi pada pertengahan 2006, kita lihat pemasukan PBB hanya tercapai 41 persen. Kita berpendapat perlu mendekatkan pelayanan untuk menjangkau masyarakat. 

Pada akhir 2007 dilakukan pemekaran wilayah dari 10 menjadi 19 kecamatan dan dari 178 sekarang menjadi 252 desa. Sehingga kita dekatkan pelayanan kepada masyarakat, setelah dievaluasi kemudian PBB tercapai 103 persen dan kita dapat rewad dari pusat walaupun hingga sekarang belum dapat.

Untuk Pemberdayaan SDA?

Pemkab OKUS bersama dengan pihak terkait terus melakukan sosialisasi dengan beberapa investor mengelola SDA demi kesejahteaan masyarakat. Tetapi sampai saat ini belum dapat terealisasi, padahal Batubara dan kuarsa dalam jumlah deposit yagn cukup besar. Kendalan bukan deposit, kalau deposit batubara OKUS memiliki Batubara pada kedalaman dua meter dan ketebalan 12 meter dengan areal 12 kilometer persegi. 

Kendala utama terletak pada infrasruktur pendukung untuk exploitasi itu. Satu – satunya sarana yakni jalan dengan tonase 8 ton. Sementara, menurut perhitungan pihak investor, dalam sekali angkut minimal 40 ton. Sedangkan kondisi jalan hanya mampu 8 ton. Untuk buat jalan alternatif tidak mungkin karena geografis kiri kanan jurang, itu kendalan kita dalam sektor SDA.

Untuk mengantisipasi hambatan itu?
Tentunya tidak berhenti, terus berupaya cari investor yang mengerti dengan kondisi daerah, yang sanggup dengan tonase jala yang ada. 

Selain bidang pertambang, Pertanian sendiri bagaimana?
Sektor Pertanian dengan memperbanyak irigasi semi teknis atau irigasi pedesaan. Masalahnya kalau untuk memperluas lahan atau extensifikasi, sudah sulit karena kondisi alam, kita sudah sulit. Langka yang diambil dengan meningkatkan musim tanam, kalau sebelumnya irigasi tadah hujan dengan pertahun satu kali panen kita upaya untuk panen dua kali setahun. Ini upaya tersebut dilakukan baik melalui bantuan gubernur mapun APBD OKUS sendiri.

OKUS merupakan salah satu daerah sentra pertanian sayur – mayur, bagaiman program kita?

Kita hanya punya wilayah atau daerah tertentu yang dapat dijadikan sentra. Salah satunya Gunung Raya, Banding Agung, Muaradua Kisam serta Pulau Bungin. Tetapi masih dikelolah dalam cara tradisional, belum dalam bentuk partai besar. Kita terus berupaya menigkatkan permodalan petani.

Bagaimana dengan Pariwisata, bukankah OKUS memiliki Danau Ranau?
Sudah berupaya melalui APBD, tahun 2007 lalu mencoba membuka jalur lintas selatan. Selama ini hanya lintas utara Pusri - Banding Agung yang memang mengikuti bibir danau. Sekarang kita buka jalan sepanjang 11 kilometer, antara Kota Batu dengan Niarong Batas Lampung. Kalau lampung sudah aspal, tetapi kita sekarang baru membuka badan jalan. Karena terbatasnya dana.

Dilihat pembangunan setahap demi setahap terus berjalan, dimasa jabata dua tahun mendatang hal yag palig krusial yang harus dilakukan untuk tingkatkan SDA dan SDM?

Disamping apa yang sudah dilaksanakan pada tiga tahun ini, kita sudah buka keterisolir wilayah. Jadi wilayah yang terisolir kita bangun setahap demi setahap dan pembayaranya empat tahun kedepan.

Sekarang selain penyelesaian proyek yang belum telah berjalan, kita kerjasama dengan investor untuk gunakan sisa lahan yang masih ada. Sebenarnya sisa lahan masih ada, seperti eks tanah marga masih tetapi kita masih selektif. Karena OKUS memiliki hutan lidung dan suaka alam yang tidak dapat disentuh. Sudah diupayakan konversi dengan dengan Dephut tetapi prosesnya masih panjang.

Dengan sisa jabatan yang dimiliki, apa Keinginan atau target yang akan dilakukan kedepan?
 
Sangat menambakan OKUS sejajar dengan kabupaten lain, dengan catatan tidak meniggalkan spesifikasi daeahnya. Sebab OKUS punya adat istiadat, tradisi dan paguyuban tersendiri. Sehingga ditengah kemajuan itu berharap yang asli tidak hilang. Dengan demikian, disamping ingin membina keaslian OKUS tidak pudar.
 
Sektor yang sangat potensial dan mugkin dikembangkan dan mungkin akan menjadi andalan OKUS?
Tentunya bidang pariwisata, tetapi sampai sekarang masih terbatas dengan sumber dana. Apalagi pariwisata kita menyatu dengan Lampung yang memiliki sepertiga wilayah danai dan gunung. Mereka (Lampung) sudah mendirikan hotel berbintang pada bibir danau sisi mereka. 
 
Tetapi, kita terus bina pariwisata sehingga orang akan tertarik untuk datang. Dengan catatan kontribusi pendapatan bagi daerah. Itu yang pertama, kemudian yang kedua kita lakukan kerjasama dengan investor untuk lakukan kerjasama membangun pembangkit tenaga listrik. Karena OKUS sangat terbatas energi listrik, itu kelemahan, baik pasokan untuk masyarakat maupun perkantoran. Karena jaringan listrik paling jauh dengan Muaraenim yang sangat rentan dengan gangguan.

Untuk menutupi kekurangan itu, dilakukan kerjasama di bebeapa titik yang kita ajukan denga investor yakni Pembangkit Air Vila. Proyek tersebut dilakukan PT Helmot organitation consultan (HOC) dari Jerman yang bermukim di Surabaya. Pengerjaan sudah sampai survei tahap 3, dan debit air sudah dilihat mampu menjual energi listrik ke beberapa daerah 

Kedua pembangkit Telanai degan PT Lumanda. Tetapi keuda proyek tersebut menghadapi kesulitan administrasi dan kesulitan menembus kerjasama dan birokrasi PLN karena mereka perusahaan. Kita tidak bisa masuk terlalu dalam.

Bagaimana dengan dukungan aparat dan masyarakat untuk merealisasikan itu?
Dukungan cukup bagus, seperti pada pembangunan villa kemarin masyarakat tidak minta ganti rugi diluar batas. Dukungan masyarakat dan Pemda sangat respon. Terkadang pihak perusahaan yang punya sisitem birokrasi yang menjadi kendala pengembanga.


Kira – kira kapan terealisasi?
Tidak ada target, yang jelas kita terus berusaha, buktinya sekarang telah dilakukan beberapa MoU dengan beberapa pihak. Yang jadi kendala sebenarnya SDM terutama dalam bidang aparatur. Terus terang saja, keterbatasan aparatur yang menjadi kendala. 
Terutama untuk eselon II, III dan IV.

Saat ini, OKUS kekuranga kekurangan 30 eselon II dan 50 eselon III. Sementara dari daerah, tidak ada orang yang mau mengisi itu. Kalaupun ada orang yang datang, mereka lebih tertarik dengan eselon II. Padahal yang paling mendesak adalah eselon III dan IV.

Dengan keterbatasan itu, apa yang dilakukan?
Langka kita adalah tidak sepenuhya menerapkan PP 41, dimana manambah dinas dan sebagainya. Prinsipnya, kalau ditambah gampang cari kepala dinas, tetapi bagaimana dengan eselon III dan IV. Sedangkan selama ini kita kurang, kalau ditambah satui dinas berarti terjadi kekurangan 12 eselon III dan II. Kalaupun ditambah dinas, berarti menambahg angka kekurangan. Untuk itu PP 41 belum bisa.
 
Sementara, kedalam sepanjang masih ada tenaga, walaupun secara eselon masih kurang kita masih beri tanggung jawab untuk bekerja. Jadi walaupun masih eselon IV dan baru jadi PNS kita tambal sulam untuk menjadi eselon III dan II.

Kalau Untuk sektor ekonomi, bagaimana?

Cukup stabil, terutama karena daerah tersebut perkebunan dan sudah ada keinginan untuk peremajaan. Jadi cukup mendukung dimana kopi dan sahang saat ini mahal. Jadi saya nilai tidak terlalu menyulitkan, ditambah ditempat tertentu daerah perdagangan terdapat lima kecamatan yang tidak tergantung dengan musiman. Sehingga, menjadikan ekonomi terus bergerak.

Kalau untuk tenag kerja, bagaiman dengan program tenaga kerja?
Alhamdulillah tidak ada, memang ada tetapi tidak menggangu roda perekonomian. Karena mereka juga bertindak sebagai buruh perkebunan musiman. Misalnya panen kopi, musin panen padi, mereka menjadi buru disana. Yang adapun mungkin pendatang dari luar.

Bagaimana dengan sektor pendidikan?
Disamping memperluas sarana pendidikan, kita juga melakukan diversifikasi. Kalau dulu belum ada SMK pertanian, kita bangun. Sesuai dengan petunjuk dari atasan, pendidikan menjadi prioritas.
 
Dengan kesibukan sebagai wakil bupati, bagaimana dukungan dari kelurga?
Ada penggarisan, tetapi bukan garis. Saya mencoba menurunkan kehidupan yang sala alami dengan anak. Dahulu saya sekolah mengambil yang pendek asal sampai. Tidak perlu harus strata satu, yang penting pengetahuan itu dapat diterapkan. Kalaupun memiliki waktu, lanjutkan kemudian hari.

Prinsip itu, saya turunkan kepada anak, dan ini diterapkan hingga meraka mengabdi. Jadi saya turunkan saja apa yang jalani dalam kehidupan saya. Bayangkan saja, anak saya tidak berani menyentu mobil dinas. Alhamdulilah mereka bisa berkeja dan mendapatkan itu (mobil) sekarang. (ashariansyah) 


Panorama Danau Ranau



Panorama Danau Ranau 

MUARADUA
(SINDO) - Apabila anda berwawasan luas, pasti pernah mendengar cerita sebuah danau yang terkenal yang terletak di perbatasan antara propinsi Sumsel dan Lampung. Namanya Danau Ranau. Di danau ini kita bisa menangkap ikan dengan cara menombaknya. Ikan di sini memang beraneka macam, ada ikan khas Sumatera, ikan Sema' sampai dengan ikan ternakan yaitu ikan Nila. Malah jenis ikan Sema' ini pernah terpancing dengan berat mencapai 25 kg. 

Indahnya danau ranau ini ditambah dengan alur danau yang dikelilinggi sebuah gunung yang menjulang namanya gunung Seminung. Tingginya tidak sampai 2000 meter dari garis pantai. Tapi jangan kaget apabila anda menemukan bunga edelweis khas Sumatera di puncaknya. Datanglah sekitar bulan Juli-Agustus dan buktikan saja.
Cara mencapai puncak Seminung, sangat mudah. Dari Jakarta anda cari bus jurusan Muaradua di terminal Kali Deres atau Terminal Kampung Rambutan. Dan turun di Kota Muaradua, kemudian anda naik mobil jurusan ranau atau anda naik bus jurusan Liwa dan turun di Simpang Sender Kecamatan Ranau Tengah. Dari Simpang Sender hanya 25 menit menuju Kota Batu, yang dulunya namanya Kuta (pagar) Batu. Kemudian, naik perahu motor dari pinggir Danau Ranau ke arah Sumber Air Panas di kaki Seminung. 

Di lokasi wisata ini anda dapat istirahat, sambil merasakan mandi air panas yang memang panas. Atau boleh juga sambil menunggu pagi hari, anda dapat memancing ikan dari atas perahu kecil milik penduduk setempat.

Dari Air Panas, anda mengambil arah kearah kanan menyusuri tepian danau. Setelah itu ambil jalan setapak langsung menuju puncak. Di perjalanan akan ditemui para petani kopi yang membawa hasil panen atau petani yang sekedar menjaga kebunnya. Di Gunung ini sebagian sudah ditanami kopi sejak zaman dulu, pohonnya yang berumur lebih dari dua puluh tahun bisa ditemui di sini. Harga sekapling kebun kopi, cuma 5 juta termasuk pondokan tempat untuk mengawasi.

Siamang, Cecah, Babi, Macan Kumbang, Rusa dan Beruang serta berbagai jenis burung dapat dijumpai disini, itupun bila anda beruntung, karena umumnya cuma suaranya yang terdengar. Bagi para penduduk asli yang sudah terbiasa waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak cuma 2 jam. Anda boleh tanya pada kuncen gunung ini namanya H. Sofjan, beliau walaupun sudah berumur lebih dari 70 tahun masih kuat mengurus kebunnya yang berada cukup jauh mendaki dari tepian danau Ranau. Jalur ke puncak kini sedikit tertutup karena sudah jarang didaki, jadi anda harus ekstra hati-hati setiap langkah yang anda buat. 

Kondisi puncaknya sangat estetis, pohon-pohon besar yang kering menghitam bekas terbakar dua tahun sebelumnya, menciptakan suasana mencekam tapi sangat indah. Puncak Seminung ditandai dengan sebuah gubuk kecil beratapkan seng, dan anda bisa beristirahat di sana sebelum kembali turun yang memakan waktu 1,5 jam sampai pondok kebun kopi terdekat. (ashariansyah)